Teori Warna
Dalam
seni rupa warna juga dijadikan sebagai media berekspresi. Bicara
tentang warna banyak hal yang bisa dipelajari. Berikut adalah beberapa
teori tentang warna yang pernah dikemukakan oleh ahli jaman dahulu:
a. Teori Sir Isaac Newton (1642-1727)
Dari
pencobaannya, Newton menyimpulkan bahwa apabila dilakukan pemecahan
warna spektrum dari sinar matahari, akan ditemukan warna-warna yang
beraneka ragam meliputi merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu
warna-warna ini sering disebut dengan mejikuhibiniu. Warna-warna
tersebut bisa kita lihat ketika muncul pelangi setelah hujan reda.
b. Teori Brewster
Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna
yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer,
sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun
dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu
menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.
- Warna primer: Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.
- Warna sekunder: Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
- Warna tersier: Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.
- Warna netral: Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Rumus
yang diperoleh dari Teori Brewster tersebut oleh Herbert Ives
disempurnakan menjadi skema lingkaran warna. Sampai sekarang
skema/diagram lingkaran warna banyak digunakan oleh orang-orang yang
berkecimpung di dunia seni rupa.
Diagram Lingkaran Warna oleh Herbert Ives
C. Teori Munsell
Pada
tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standart warna untuk aspek
fisik dan psikis. Berbeda dengan Newton dan Brewster, Munsell
mengatakan warna pokok terdiri dari merah, kuning, hijau, biru dan
jingga. Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau muda,
hijau tua, biru tua dan nila
Warna
merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan
secara umum warna merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan
manusia. Hal tersebut dapat kita lihat dari semua benda yang dipakai
oleh manusia, semua peralatan, pakaian, bahkan alam disekeliling kita
merupakan benda yang berwarna. Karena begitu penting peranan warna bagi
manusia warna sering kali dipakai sebagai elemen estetis, sebagai
representasi dari alam, warna sebagai komunikasi, dan warna sebagai
ekspresi.
a. Warna sebagi elemen estetika:
disini warna memerankan dirinya sebagai ”warna”, yang mempunyai fungsi
dalam membentuk sebuah keindahan. Namun keindahan disini bukan hanya
sebagai ”keindahan” semata. Melainkan sebagai unsus eksistensial
benda-benda yang ada disekeliling kita. Karena dengan adanya warna kita
dimudahkan dalam melihat dan mengenali suatu benda. Sebagai contoh
apabila kita meletakkan sebuah benda di tempat yang sangat gelap, mata
kita tidak mampu mendeteksi obyek tersebut dengan jelas. Di sini warna
mempunyai fungsi ganda dimana bukan hanya aspek keindahan saja namun
sebagai elemen yang membentuk diferensial/perbedaan antara obyek satu
dengan obyek lain.
b. Warna sebagai representasi dari alam:
warna merupakan penggambaran sifat obyek secara nyata, atau secara umum
warna mampu menggambarkan sifat obyek secara nyata. Contoh warna hijau
untuk menggambarkan daun, rumput; dan biru untuk laut, langit dan
sebagainya. Warna dalam hal ini lebih mengacu pada sifat-sifat alami
dari obyek tertentu misalnya padat, cair, jauh, dekat dll.
c. Warna sebagai alat/sarana/media komunikasi (fungsi representasi): warna menempatkan dirinya sebagai bagian dari simbol (symbol).
Warna merupakan lambang atau sebagai perlambang sebuah tradisi atau
pola tertentu. Warna sebagi komunikasi seringkali dapat kita lihat dari
obyek-obyek seperti bendera, logo perusahaan, fashion,
dll. Warna merupakan sebuah perwakilan atau bahkan sebuah obyek
pengganti bahasa formal dalam mengkomunikasikan sesuatu misalnya: merah
perlambang kemarahan, patriotisme, seksualitas; kemudian putih sebagai
perlambang kesucian, kebersihan, kebaikan dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar