Minggu, 13 September 2015

Seni Rupa Terapan Nusantara

Seni Rupa Terapan Nusantara

A.    Mengidentifikasi Jenis Seni Rupa Terapan Nusantara
Untuk mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan Nusantara, mari kita lihat penjabaran berikut ini:

1.    Bentuk dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
a.    Pengertian Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya dengan media yang mempunyai rupa atau wujud yang bisa ditangkap dengan indera penglihatan dan dapat dirasakan dengan indera peraba. Karya-karya seni rupa diciptakan dengan cara mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Karya seni rupa terapan Nusantara adalah segala macam bentuk karya seni rupa yang memiliki fungsi praktis dan estetis yang berada di wilayah Nusantara.
b.    Ragam Seni Rupa Terapan Nusantara
Keanekaragaman karya seni rupa terapan Nusantara dibedakan menurut (1) adat istiadat, (2) budaya masyarakat setempat, (3) Negara kepulauan, (4) sifat kemaritiman, (5) Negara agraris. Dari hal yang membedakan karya seni rupa terapan di atas, dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa ragam, yaitu: jenis karya, teknik pembuatan, fungsi, dan makna karya seni rupa terapan.

2.    Fungsi, Jenis, dan Bentuk Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Karya seni rupa terapan Nusantara memiliki fungsi sebagai pemenuhan kebutuhan yang sifatnya praktis dan estetis. Jadi karya seni  yang diciptakan tidak hanya mutu seninya saja, namun juga mengutamakan fungsi pakai. Contoh karya seni rupa yang sifatnya praktis antara lain: meja, kursi, almari, dan lain-lain. Sedangkan contoh lain karya seni rupa yang sifatnya estetis yaitu patung, relief, lukisan, dan lain-lain. Namun jika karya terapan harus memiliki dua fungsi, yakni fungsi praktis dan estetis, Jadi tidak bisa dipilah-pilah antara kegunaan dan keindahannya, harus satu kesatuan yakni berguna dan estetis.




3.    Makna Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Sangat beragamnya suku dan adat-istiadat menyebabkan keragaman makna yang terdapat pada setiap karya yang dihasilkan. Setiap karya seni rupa yang berkembang di daerah di Indonesia memiliki simbol atau makna yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang berkembang dalam kehidupan masyarakatnya. 
Sebagai contoh tentang makna simbolis warna, terdapat beragam warna dengan simbol-simbol tertentu. Seperti warna merah yang melambangkan keberanian atau kejantanan, warna kuning melambangkan keceriaan, warna putih melambangkan kesucian, warna hijau melambangkan kedamaian. Contoh lainnya adalah makna dari bentuk, semisal adalah patung  pada masyarakat Jawa yang melambangkan keharmonisan dalam rumah tangga.




4.    Ciri-Ciri Khusus Bentuk Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Ciri khusus dari bentuk karya seni rupa trepan Nusantara dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Mari kita pelajari satu-persatu.
    Sebelum kita mempelajari lebih jauh, ada baiknya kita melihat tentang pengertian desain, karena semua benda dan bangunan yang dibutuhkan dan dipakai merupakan karya seni desain.
a.    Desain Bangunan Rumah
Desain rumah dapat mencirikan atau menunjukkan cirri khas dari suku atau masyarakat tertentu. Kita dapat melihat ciri khas itu mulai dari atapnya, ragam hiasnya, bentuknya, dan bahan baku pembuatannya.
Sebagai contohnya jika kita melihat rumah adat daerah Minangkabau, Toraja, dan Batak yang semuanya mempunyai karakter atap meruncing (lonti). Berbeda dengan rumah adat di Jawa yang lebih memiliki bentuk mendatar atau horizontal. Begitu pula dengan rumah adat yang lainnya, yang memiliki keunikan tersenderi yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut.



b.    Desain bangunan tempat ibadah
Bentuk bangunan berupa tempat ibadah masing-masing memiliki karakter sendiri-sendiri. Biasanya sturktur utama pada setiap bangunan tempat ibadah masih mengikuti struktur umumnya, seperti adanya kubah untuh 
masjid, menara untuk gereja, candi bentar (candi yang dibagi menjadi dua dan digunakan sebagai pintu masuk atau gerbang) pada pure dan lain sebagainya. Namun terdapat pula tempat ibadah yang menonjolkan ciri khas suatu daerah dan diakulturasikan atau dikawinkan dengan struktur utama bangunan tempat ibadah.






c.    Desain alat transportasi
Alat trasnsportasi di setiap daerah memiliki desain dan keunikan tersendiri. Seperti contohnya andong, becak, sepada ontel, dan lain sebagainya.

d.    Kriya Nusantara
1). Kriya Tekstil
    a). Batik
Batik merupakan seni kriya Nusantara yang menjadi  tradisi sejak dahulu. Kain batik sangat dekat kaitannya dengan masyarakat Indonesia, sejak lahir hingga meninggal, dari anak-anak sampai orang tua, dari pakaian sehari-hari hingga pakaian resmi semuanya lekat dengan batik.
Prinsip utama dalam membatik adalah teknik tutup celup. Bagian kain tertentu ditutup dengan lilin dengan menggunakan canting untuk merintangkan warna. Terdapat beberapa teknik dalam membatik, diantaranya batik tulis, batik cap, batik cetak, batik celup/ikat/jumput, dan batik lukis. Saat ini, batik tidak hanya diaplikasikan pada kain mori, namun dapat diaplikasikan pada bahan lain seperti kayu,  kain sutra, kulit, dan lain sebagainya.

     b). Tenun
Sandang merupakan kebutuhan pokok manusia selain pangan dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, diperlukan produksi kain fungsional yang nyaman dipakai dan bernilai estetik.
Tenun yang terkenal di Indonesia dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM), hal inilah yang membuat tenun susah didapat karena pengerjaannya manual dan sangat lama dalam pengerjaannya. Pusat kriya tenun di Indonesia menyebar dari pulau Jawa, bali, Sumatara, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Adapun jenis kriya yang dihasilkan adalah tenun ikat dan kain songket.
Istilah ikat diguakan untuk nama tenun yang belum ditenun menjadi kain, helaian benang diikat dann dicelup ke dalam pewarana. Pada beberapa daerah di wilayah Nusantara terdapatkesamaan teknik namun berbeda dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi cirri khas dari suatu daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari Batak, Kain tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan Sumbawa.

    c). Bordir
Ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain mempertimbangkan aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu juga diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang dapat ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Di samping batik, penerapan motif atau ragam hias pada pakain dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hampir sama dengan dari bordir adalah sulam.
1). Kriya Anyaman
Salah satu karya seni kriya adalah anyaman. Bahan yang banyak digunakan dalam membuat anyaman antara lain adalah bambu dan rotan, kemudian berkembang sesuai dengan ide dan kreativitas masyarakat, seperti digunakannya ilalang, enceng gondok, dan lain sebagainya.
Di pulai Jawa anyaman banyak menggunakan bambu karena tanaman ini banyak tumbuh dan berkembang. Adapun ragam jenis bambu, antara lain: apus, petung, ori, kuning, dan wulung. Berbeda dengan di daerah kepulauan lain di Nusantara. Seperti di Kalimantan yang banyak memproduksi anyaman dengan bahan rotan. Hal ini tidak lain arena Kalimantan merupakan penghasil rotan terbesar di Indonesia.


2). Kriya Keramik
Keberadaan keramik di kawasan Nusantara sangat beragam, keramik juga merupakan seni yang sudah ada sejak zaman prasejarah. Keramik terbentuk dari bahan tanah liat, dan dapat dibentuk dalam beberapa teknik, diantaranya: teknik cetak tekan (press moulding), teknik lempeng (slabing), teknik pilin (coiling), dan teknik pijit (pinching).  
Keramik memiliki banyak fungsi, mulai dari keramik yang berfungsi sebagai tempat atau wadah, seperti cangkir, piring, teko, gelas, dan vas bunga. Sampai pada jenis yang fungsinya hanya sebagai hiasan, seperti beragam bentuk guci dan  lain sebagainya.
Setiap daerah yang memproduksi keramik memiliki karakter dan keunikan tersendiri. Adapun daerah penghasil keramik terkenal di Indonesia antara lain, Plered (Purwakarta), Sitiwinangun (Cirebon-Jawa Barat), Purwokerto (Jawa Tengah), Kasongan (Yogyakarta), dan Dinoyo (Malang-Jawa Timur).



3). Kriya Ukiran
Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber alam melimpah yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai searana kebutuhan hidup manusia. Seperti tersedianya beragam hasil hutan semacam kayu jati, mahoni, candana, dan kayu hitam yang dapat digunakan sebagai media untuk berkarya seni.
Salah satu teknik yang dapat diaplikasikan pada media seperti kayu adalah mengukir atau memahat. Topeng, wayang golek, patung, meja, kursi dan almari merupakan contoh karya ukiran/pahat.  Daerah Jepara,Papua dan Bali merupakan daerah yang dikenal memproduksi kriya ukiran yang berkualitas.

4). Kriya Logam
Dalam sejarah perkembangan seni rupa nusantara, terdapat zaman perunggu. Pada zaman ini, nenek moyang kita sudah menguasai teknik mengecor dengan sangat baik, yang menghasilkan beragam benda seni yang indah seperti nekara, moko dan kapak perunggu. karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
a). Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisa digunakan berulang-ulang
b). Acire Perdue, ialah teknik mengecor yang hanya satu kali pakai (tidak bisa diulang)
 Prinsip mengecor adalah mengisi cetakan yang sudah dibuat  sesuai dengan benda yang dikehendaki dengan logam yang dididihkan. Perunggu, perak, kuningan, tembaga dan emas merupakan bahan umum dalam kriya logam.




5.    Latar Belakang Penciptaan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Latar belakang penciptaan karya seni rupa terapan Nusantara dapat dibagi menjadi beberapa unsur, antara lain:
a.    Unsur ekonomi
Faktor ekonomi sangat mendukung penciptaan karya seni rupa terapan di Indonesia, misalnya urusan perdagangan dan galeri.
b.    Unsur ekspresi diri
Unsur ekspresi diri sangat menentukan penciptaan karya seni, karena dengan ungkapan emosional si pembuat karya, maka terwujudlah suatu karya seni yang menarik.
c.    Unsur eksperimen
Daya pikir manusia semakin lama semakin berkembang akan mendorong manusia untuk mencoba membuat karya yang baru.
d.    Unsur religi atau keagamaan
Unsur keagamaan juga turut melatarbelakangi penciptaan karya  seni rupa terapan Nusantara. Karya seni yang dibuat merupakan sesuatu yang sakral dan mengikuti pakem tertentu, jadi tidak boleh sembarangan jika membuat karya tersebut. Sebagai contoh pada upacara ngaben di Bali.
e.    Unsur aktualisasi diri
Unsur aktualisasi sangat penting dalam penciptaan karya. Karena dengan aktualisasi diri, si pembuat karya akan menampilkan jati dirinya dalam karya yang dibuat.

Setelah kita mempelajari berbagai hal tentang ciri-ciri khusus seni rupa terapan Nusantara, mari kita pelajari tentang ragam hias yang terdapat di Indonesia. Karena dari ragam hias tersebut kita mampu mengidentifikasi masing-masing keunikan dan ciri khasnya.

1.    Pengertian Ragam Hias
Indonesia adalah negara yang kaya dengan ragam hias. hampir di setiap produk budayanya menggunakan ragam hias. Untuk lebih memahami tentang ragam hias Nusantara, mari kita pelajari unsur-unsur dari ragam hias di Nusantara.
Pola Hias merupakan unsur dasar yang yang dapat digunakan  sebagai pedoman dalam merancang suatu hiasan. Sedangkan, Motif Hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam perwujudan ragam hias, meliputi segala bentuk alami ciptaan Tuhan seperti manusia, binatang, tumbuhan, gunung, batuan, air, awan dan lainnya serta hasil kreasi manusia.
Jadi, Ragam Hias adalah susunan pola  hias yang  menggunakan motif hias dengan kaidah-kaidah tertentu pada suatu bidang atau  ruang sehingga menghasilkan bentuk yang indah.

2.    Motif Dasar Ragam Has Indonesia
Pada dasarnya jenis motif atau corak nusantara, menggunakan motif atau corak dasar yang sama. Semula ornamen-ornamen tersebut berupa garis, seperti: garis lurus, garis patah-patah, garis miring, garis sejajar, garis lengkung, lingkaran dan sebagainya, yang kemudian berkembang menjadi bermacam-macam bentuk yang  beraneka ragam.
      Dalam penggunaannya corak ornamen tersebut ada yang berupa satu motif, dua motif atau lebih, pengulangan motif, kombinasi motif, dan ada pula yang disebut “distalasi” atau digayakan.
Keberagaman suku bangsa di Indonesia menciptakan berbagai corak budaya seni rupa yang berbeda-beda. Diantara sekian banyak hasil budaya yang khas dari Indonesia adalah ragam hiasnya. Untuk itu mari  kita mengidentifikasi ragam hias 
Nusantara sebagai bentuk budaya khas Indonesia.

1.    Kawung di dalam bahasa Sunda berarti arena tau kolang-kaling. Karena itu ragam hias kawung memiliki bentuk menyerupai buah aren yang dipotong melintang sehingga kelihatan empat biji aren. Ragam hias ini telah ada sejak zaman nenek moyang kita, terbukti dengan digunakannya pada hiasan patung-patung candi Hindu di Jawa.

2.    Tumpal yaitu ragam hias tradisional Nusantara yang memiliki bentuk dasar segitiga sama kaki. Ragam hias ini dapat ditemukan di hiasan-hiasan candi di Indonesia, serta terdapat juga pada ukuran-ukiran kayu, dan lain-lain.

3.    Ragam hias Swastika sudah dikenal pada zaman logam atau zaman perunggu, hal ini dikarenakan banyak ditemukan kerajinan dari bahan perunggu. Swastika merupakan bentuk lain dari meander dan pilin. Ragam hias ini hampir menyebar di seluruh wilayah Nusantara.
   
4.    Pilin adalah ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf S. Dalam variasinya juga berbentuk SS (pilin ganda).

5.    Meander adalah ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf  T. Dalam perkembangannya, ragam hias ini memunculkan ragam hias swastika.

6.    Tempet adalah ragam hias yang berbentuk ceplok berulang-ulang. Bentuk ragam hias ini dapat ditemukan di badan-badan candi di seluruh wilayah Nusantara. Ceplok sendiri pada awalnya merupakan motif yang terdapat pada tutup gelas yang bermotif bunga mawar, namun dalam perkembangannya ceplok lebih pada penggambaran kuncup bunga yang sedang mekar.

7.    Pohon Hayat berarti pohon kehidupan yang memiliki makna kesuburan dan kehidupan. Ragam hias ini berkembang pesat pada masa masuknya agama Islam dengan bentuk sulur-sulur (pohon yang merambat).

8.    Lar, dalam bahasa Jawa berarti sayap. Bentuk ini merupakan penyederhanaan ragam hias garuda. Di Jawa dimaknai sebagai simbol kekuasaan. Pada masa terdahulu, penggunaanya hanya dikhususkan pada kalangan bangsawan dan kerabat keraton.

9.    Binatang sering menjadi inspirasi dalam menciptakan ragam hias. Pada relief candi Borobudur terdapat ragam hias gajah, sedangkan di Bali banyak dijumpai ukiran berbentuk singa bersayap. Demikian pula dengan benda-benda seni Nusantra lainnya yang memakai binatang sebagai ragam hias.

B.    Menampilkan Sikap Apresiatif Terhadap Keunikan Gagasan dan Teknik Dalam Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
          Setelah kita mempelajari tentang mengidentifikasi karya seni rupa
terapan Nusantara, sekarang mari kita menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan Nusantara.
       Pertama-tama kita harus mengerti dan memahami tentang arti apresiasi. Bagaimana kita mengapresiasi?, apa saja lingkup apresiasi?,
aspek-aspek apa saja yang yang harus ada dalam mengapresiasi? nah, mari kita pelajari satu-persatu.
1.    Ruang Lingkup Apresiasi
     Apresiasi berasal dari bahasa Inggris appreciate yang artinya menilai atau menghargai. Dengan kata lain, apresiasi adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya, serta penghargaan terhadap sesuatu. Apresiasi memiliki tiga tingkatan, yaitu: (1) apresiasi empatik, (2) apresiasi estetis, dan (3) apresiasi kritis. Berikut adalah penjabaran masing-masing, antara lain:
a.   Apresiasi empatik adalah jenis apresiasi yang menilai baik dan kurang baiknya suatu karya seni berdasarkan pengamatan indrawi saja.
b.  Apresiasi estetis adalah apresiasi yang menilai keindahan suatu karya seni dengan melakukan pengamatan dan perasaan yang mendalam.
c.    Apresiasi kritis adalah apresiasi yang tajam dalam menganalisa suatu karya seni. Jadi, apresiasi jenis ini lebih menyeluruh dalam menilai karya, sehingga penilaian lebih jelas dan terurai.
     Sebagai tahap pembelajaran dalam menilai mengapresiasi suatu
karya, kita harus menilai karya tersebut secara utuh. Kita juga
perlu menganalisa bagian per bagian dari karya itu, adapun aspek
yang harus ada dalam apresiasi karya adalah:
a.    Ide dan Gagasan
Semua hasil karya seni merupakan dorongan dari hasil aktivitas, perenungan, pencarian, dan pemikiran-pemikiran dalam melahirkan sesuatu yang baru dan orisinil.
b.    Kreativitas
Realisasi dari ide dan gagasan akan membentuk kreativitas.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengolah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru yang sifatnya sama sekali
berbeda dengan yang sebelumnya.
c.    Gaya perorangan atau ekspresi
Karya seseorang tentunya berbeda dengan karya orang lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pendapatnya, pengalaman batin, perenungan, pemahaman, pengalaman, dan filosofi dalam berkarya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya gaya
perseorangan dalam berkarya seni.

2.    Ragam Keunikan Gagasan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Ragam keunikan gagasan karya seni rupa terapan daerah, dapat menjadi inspirasi terciptanya hasil karya seni rupa terpan daerah
di Indonesia. Ragam keunikan gagasan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a.    Objek Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Objek karya seni merupakan pokok sasaran penggambaran.
Sebagai contoh objek manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda lainnya.
b.    Tema Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Tema karya seni rupa rupa daerah Nusantara diilhami oleh pengalaman yang ada di dlam atau di luar lingkungan pencipta karya.
c.    Makna Simbolik Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Makna Simbolik adalah makna yang terkandung dalam suatu karya seni. Setiap karya seni memiliki makna simbolik berbeda-beda. makna simbolik dapat berupa warna atau bentuk. Contohnya adalah warna merah melambangkan keberanian, warna putih melambangkan kesucian atau kebersihan, dan lain-lain.

3.    Ragam Keunikan Teknik Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Teknik Karya Seni Rupa Terapan Nusantara seangat beragam. Banyak diantaranya yang sering kita dengar dan lihat di sekitar lingkungan kita. Beberapa diantaranya seperti memahat, mengecor, mengukir dan lain-lain. Untuk lebih memahami tentang keunikan teknik dalam karya seni rupa Nusantara, mari kita bahas satu per satu.
a.    Teknik Pahat adalah teknik mengurangi bahan sedikit demi sedikit dengan menggunakan alat pahat. Contohnya: pembuatan patung, relief, dan ukir
b.   Teknik Butsir adalah mengurangi dan menambah bahan hingga mendapat bentuk yang diinginkan. Contohnya: pembuatan keramik
c.    Teknik Sapuan adalah teknik membuat karya seni rupa dengan menyapukan kuas ke dalam karya. Contoh: pembuatan lukisan.
d.    Teknik Cor adalah teknik membuat karya seni dengan membuat cetakan dan kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan lain sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan Contohnya: pembuatan patung.
e.    Teknik Las adalah teknik membuat karya seni dengan menggabungkan satu bahan dengan bahan yang lainnya.
f.    Teknik Konstruksi adalah teknik menggabungkan / menyusun bahan satu dengan bahan yang lainnya. Misalnya rumah, candi dan bangunan lainnya.
g.    Teknik Cetak adalah teknik menciptakan karya seni dengan membuat mal (cetakan) terlebih dahulu. Misalnya, pembuatan keramik atau patung.
h.    Teknik Tatah pada prinsipnya sama seperti teknik pahat, yaitu mengurangi bahan berupa batu, kayu, atau bahan yang lain, sehingga menghasilkan bahan baru. Misalnya, pembuatan ukiran, relief, dan patung.

Kamis, 10 September 2015

aliran Seni Rupa

Seni Rupa mempunyai banyak aliran di dalamnya, beberapa aliran seni rupa itu antara lain adalah :
1.    Naturalisme
Naturalisme merupakan corak atau aliran dalam seni rupa yang berusaha melukiskan sesuatu obyek sesuai dengan alam (nature). Obyek yang digambarkan diungkapkan seperti mata melihat. Untuk memberikan kesan mirip diusahakan bentuk yang persis, ini artinya proporsi, keseimbangan, perspektf, pewarnaan dan lainnya diusahakan setepat mungkin sesuai mata kita melihat.
Tokoh-tokoh Naturalisme : Rembrant, Williamn Hogart dan Frans Hall di Indonesia yang menganut corak ini : Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom dan Trubus.
2.    Realisme
Realisme adalah corak seni rupa yang menggambarkan kenyataan yang benar-benar ada, artinya yang ditekankan bukanlah obyek tetapi suasana dari kenyataan tersebut.
Tokoh-tokoh realisme ialah : Gustove Corbert, Fransisco de Goya dan Honore Daumier.
3.    Romantisme
Romantisme merupakan corak dalam seni rupa yang berusaha menampilkan hal-hal yang fantastic, irrasional, indah dan absurd. Aliran ini melukiskan cerita-cerita romantis tentang tragedy yang dahsyat, kejadian dramatis yang biasa ditampilkan dalam cerita romah. Penggambaran obyeknya lebih sedikit dari kenyataan, warna yang lebih meriah, gerakan yang lebih lincah, pria yang lebih gagah, wanita yang lebih
4.    Impressionisme
Impressionisme merupakan corak seni rupa yang lahir pada tahun 1874. Aliran ini mengutamakan kesan selintas dari suatu obyek yang dilukiskan. Kesan itu didapat dari bantuan sinar matahari yang merefleksi ke mata mereka. Mereka melukiskan dengan cepat karena perputaran matahari dari timur ke barat. Karena itulah dalam lukisan impressionisme obyek yang dihasilkan agak kabur dan tidak mendetail.
Tokoh aliran ini : Claude Monet, Aguste Renoir, Casmile Pissaro, SIsley, Edward Degas dan Mary Cassat.
Di Indonesia penganut aliran ini : Kusnadi, Solichin dan Afandi (sebelum Ekspresionisme).
5.    Ekspresionisme
Ekspresionisme adalah aliran yang mengutamakan curahan batin secara bebas. Bebas dalam menggali obyek yang timbul dari dunia batin ! Imajinasi dan perasaan. Obyek-obyek yang dilukiskan antara lain kengerian, kekerasan, kemiskinan, kesedihan dan keinginan lain dibalik tingkah laku manusia.
Pelopor ekspresionisme : Vincent Van Gogh, Paul Gaugiuin, Ernast Ludwig, Karl Schmidt, Emile Nolde, JJ. Kandinsky dan Paul Klee. Di Indonesia penganut ini adalah : Affandi, Zaini dan Popo Iskandar.
Contoh Lukisan bercorak Naturalisme, Contoh Lukisan bercorak Impresionisme, karya Basoeki Abdullah karya George Sevoat.
6.    Kubisme
Kubisme lahir pada saat pameran retpektif Cezanne yakni pada tahun 1907. Corak ini menggambarkan alam menjadi bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, segi empat, lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak. Disini sei bukanlah peniruan alam melainkan penempatan bentuk-bentuk geometris dari seniman kepada alam. Pelopor Kubisme : Gezanne, Pablo Picasso, Metzinger, Braque, Albert Glazes.
Fernand Leger, Robert Delaunay, Francis Picabia dan Juan Gris.
7.    Fuvisme
Fuvisme merupakan nama yang dijuluki kepada sekelompok pelukis muda yang muncul pada abad ke 20. Ciri khas seni lukisannya ialah warna-warna yang liar. Des fauves dalam bahasa Perancis artinya binatang liar. Karena keliaran dari warna-warna itulah oleh kritikus Perancis Louis Vauxelles dilontarkan dengan nama Fauvisme.
Tokoh-tokoh aliran ini : Henry Matisse, Andre Dirrain, Maurice de Vlamink, Rauol Dufi dan Kess Van Dongen.
8.    Dadaisme
Dadaisme lahir karena berkecamuknya Perang Dunia I. Sifatnya dikatakan anti seni, anti perasaan dan cenderung merefleksi kekasaran dan kekerasan. Karyanya aneh seperti misalnya mengkopy lukisan Monalisa lalu diberi kumis, tempat kencing diberi judul dan dipamerkan. Dilakukan juga metode kolase seperti misalnya kayu dan rongsokan barang-barang bekas.
Tokoh-tokoh aliran ini : Juan Gross, Max Ernst, Hans Arp, Marcel Duchamp dan Picabia.
9.    Futurisme
Futurisme ialah sebuah aliran seni lukis yang lahir pada tahun 1909. Aliran ini mengatakan keindahan gerak dan dipandang sebagai pendobrak aliran Kubisme yang dianggap statis dalam komposisi, garis dan pewarnaan. Futurisme mengabdikan diri pada gerak sehingga pada lukisan anjing digambarkan berkaki lebih dari empat.
Tokoh aliran ini : Umberto, Boccioni, Carlo Cara, Severini, Gioccomo Ballad an Ruigi Russalo.
10.    Surrealisme
Surrealisme pada awalnya merupakan gerakan dalam sastra yang diketemukan oleh Apollinaire utuk menyebut dramaya. Pada tahun 1024 dpakai oleh Andre Bizton untuk menyebutkan corak dalam seni lukis. Dalam kreativitasya corak surrealis berusaha membebaskan diri dari control kesadaran, menghendaki kebebasan yang selanjutnya ada kecenderungan menuju kepada realistis namun masih dalam hubungan-hubungannya yang aneh.
Pelopor Surrealisme : Joan Miro, Salvador Dali darl Andre Masson. Di Indonesia bisa disebut : Sudibio; Sudiardjo dan Amang Rahman.
11.    Abstraksionisme
Seni abstrak dalam seni lukis  ialah seni yang berusaha mengambil obyek yang berasal dari dunia batin. Obyek itu bisa fantasi, imajinasi dan mungkin juga intuisi para seniman. Karena timbul dari dalam batin. Dalam seni abstrak terbagi dua katagori besar yaitu :
a.    Abstrak Ekspresionisme
D Amerika abstrak ini terdapat dua kecenderungan yaitu :
-    Color Field Painting, yaitu lukisan yang menampilkan bidang-bidang lebar dan warna yang cerah.
Pelopornya : Mark Rothko, Clyfford Stll, Adolf Got lieb, Robert Montherwell dan Bornet Newman.
-    Action Painting, yaitu lukisan yang tidak mementingkan bentuk yang penting adalah aksi atau cara dalam melukiskannya. Tokohnya adalah : Jackson Polack, Willem de Koning, Frans Kliner dan; adik Twarkov.
Di Perancis abstrak ekspresionesme diikuti oleh : H. Hartum Gerard Schneider, G. Mathiew dan Piere Souloges. Kemudian yang diberi nama Technisme dipelopori : Wols Aechinsky dan Asger Yorn.
b.    Abstrak Geometris
Abstrak Geometris disebut juga seni non obyektif. Dipelopori oleh Kandinsky. Setelah itu bermunculan abstrak geometris yang lain dengan nama berbeda antara lain :
?    Suprematisme, yaitu lukisan yang menampilkan abstraksi bentuk-bentuk geometris mumi dengan tokohnya adalah kasimir Malevich.
Konsiruktivisme, sebuah corak seni rupa 3 dimensi yang berusaha menampilkan bentuk-bentuk abstrak dengan menggunakan bahan-bahan modem seperti kawat, besi, kayu dan plastik.
Tokohnya : Vladimir Tatlin, Antonic Pevner, Naum Gabo dan A. Rodehenko. Alexander Calder karena patungnya dapat bergerak disebut Mobilisme di Amerika patung yang dapat bergerak disebut Kinetic Sculpture. Minimal Art juga termasuk dalam kelompok konstruktivisme. Seni ini lahir karena situasi tehnologi industri yang tinggi dan karyanya cenderung kea rah aristektual.
?    Neo Plastisisme (De Stijil), yaitu corak seni abstrak yang menampilkan keuniversalan ilmu pasti. Aliran ini berusaha mengembalikan pewarna kepada warna pokok dan bentuk yang siku-siku Tokohnya ialah Piet Mondarian, Theo Van Daesburg dan Bart Van Leck.
?    Op Art (Optical Art), disebut juga Retinal Art yaitu corak seni lukis yang penggambarannya merupakan susunan geometris dengan pengulangan yang teratur rapi, bisa seperti papan catur. Karya ini menarik perhatian karena warnanya yang cemerlang dan seakan mengecohkan mata dengan ilusi ruang. Tokoh corak ini : Victor Vaserelly, Bridget Riley, Yacov Gipstein dan Todasuke Kawayama.
12.    Pop Art (Popular Art)
Seni Pop atau Pop Art mula-mula berkemang di Amerika pada tahun 1956. nama aslinya adalah Popular Images. Seni ini muncul karena kejenuhan dengan seni tanpa obyek dan mengingatkan kita akan keadaaan sekeliling yang telah lama kita lupakan. Dalam mengambil obyek tidak memilih-milih, apa yang mereka jumpai dijadikan obyek.
Bahkan bisa saja mereka mengambil sepasang sandal disandarkan  diatas  rongsokan meja kemudian diatur sedemikian rupa dan akhirnya dipamerkan.
Kesan umum dari karya-karya Pop art menampilkan suasana sindiran, karikaturis, humor dan apa adanya.
Tokoh-tokohnya antara lain : Tom Wasselman, George Segal, Yoseph Benys, Claes Oldenburg dan Cristo.
Di Indonesia yang menganut aliran ini adalah seniman-seniman yang memproklamirkan diri :Kaum Seni Rupa Baru Indonesia”.
13.    Seni Instalasi
Berarti sejumlah kanfas atau obyek ide instalasi dimulai dari barang-barang yang  ditemukan di mana-mana dan kemudian di kembangkan, direkayasa di work shop, di improvisasi dengan ruang, atau merupakan input respons terhadap ruang ataupun yang mengelilinginya, susunan dalam sebuah fungsi dirakit dengan obyek-obyek lain jadilah sebuah sistem itulah instalasi.
kata kunci menuju posting ini:

Pengertian Seni Rupa Terapan

Pengertian Seni Rupa Terapan dan Contoh Gambar Seni Rupa Terapan

 
www.triptrus.com
Setiap hari kita melihat hasil karya seni rupa terapan. Karena karya seni rupa ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain memiliki nilai seni, karya seni rupa terapan juga memiliki fungsi di kehidupan kita sehari-hari. Biasanya sebuah karya seni akan dipajang atau menjadi hiasan di rumah. Namun, untuk karya seni rupa terapan memiliki fungsi yang lebih dari itu, yaitu digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Hal ini sama dengan seni grafis. Beberapa contoh dari karya seni rupa terapan adalah batik, kursi, rumah adat, dan sebagainya.

Pengertian Seni Rupa Terapan

Seni rupa terapan merupakan karya seni yang tidak hanya digunakan sebagai hiasan atau pajangan saja di rumah, namun dapat memberikan manfaat lain bagi kehidupan sehari-hari. Karya seni terapan ini lebih cenderung dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia. (Baca Juga: Alat Musik Ritmis)
Seni rupa terapan ini sangat berbeda dengan seni rupa murni. Seni rupa terapan cenderung memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangakan, seni rupa murni lebih digunakan untuk hiasan atau pajangan.
Seni rupa terapan terdiri dari kata seni, rupa, dan terapan. Kata seni ini sulit untuk dijelaskan dan dinilai. Karena setiap orang memiliki pendapat tersendiri mengenai seni. Sedangkan, seni rupa memiliki pengertian cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan atau seni yang memiliki bentuk. Terapan memiliki arti digunakan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, seni rupa terapan memiliki makna suatu karya seni yang berbentuk dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah Seni Rupa Terapan

Seni rupa terapan ini sudah sangat lama berkembang di Indonesia sejak jaman prasejarah. Saat nenek moyang bangsa Indonesia menggunakan kapak batu dan tulang untuk berburu.
Seni rupa terapan terus berkembang di indonesia dan perkembangan yang sangat pesat terjadi pada saat nenek moyang mampu meleburkan logam untuk dijadikan senjata dan perhisan. Selain itu, terdapat beberapa peralatan rumah tangga yang terbuat dari logam seperti bejana, moko neraka, dan sebagainya.

Makna Karya Seni Rupa Terapan

Karya seni rupa terapan dinamakan juga dengan karya seni aplikatif, yaitu suatu karya seni yang dapat diaplikasikan dan memiliki fungsi tertentu dalam kehidupan sehari-hari, seperti peralatan rumah tangga, perlengkapan ibadah, perhiasan, pakaian, dan sebagainya.

Jenis-Jenis Seni Rupa Terapan

Karya seni rupa terapan ini dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut beberapa jenis karya seni terapan.

Seni Bangunan atau Arsitektur

Seni bangunan atau arsitektur merupakan seni rupa terapan yang berupa tempat tinggal, tempat ibadah, kantor, dan sebagainnya.

Seni Dekorasi

Seni rupa dekorasi merupakan seni rupa terapan yang biasa digunakan untuk menghias sebuah ruangan. Seni rupa dekorasi ini sering kita jumpai dalam acara pernikahan, pertunjukan, pameran, dan sebagainya.

Seni Ilustrasi

Seni ilustrasi adalah suatu gambar atau foto yang berfungsi untuk menjelaskan sesuatu naskah. Hal ini sering digunakan dalam buku pelajaran anak SD. Dengan adanya gambar atau foto ilustrasi, pembaca bisa lebih terbantu untuk memahami naskah tersebut. Karya seni ilustrasi ini termasuk dalam karya seni rupa 2 dimensi.

Seni Kriya Terapan.

Seni kriya terapan merupakan karya seni kerajinan yang memiliki fungsi untuk kepentingan praktis. Karya seni kriya ini termasuk dalam seni rupa 3 dimensi.

Seni Grafis Terapan

Karya seni grafis terapan merupakan karya seni yang memiliki fungsi sebagai media atau alat komunikasi.

Pembagian Karya Seni Rupa Terapan

Untuk lebih mudah memahami karya seni rupa terapan, kita bisa membagi menjadi beberapa kategori seperti kategori karya seni terapan menurut fungsinya, wujudnya, dan bentuknya.

Seni rupa Terapan Berdasarkan Fungsi

Karya seni rupa terapan mempunyai 2 (dua) fungsi. Fungsi tersebut antara lain:
Fungsi Praktis (kegunaan)
Yaitu suatu karya seni terapan yang mempunyai fungsi sebagai benda pakai atau digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya saja lemari, meja, kursi, perabotan rumah tangga, dan sebagainnya.
Fungsi Estetis (Keindahan)
Yaitu suatu karya seni rupa yang mempunyai fungsi sebagai hiasan saja. Misalnya saja hiasan dinding, benda-benda kerajinan, karya batik, dan sebagainnya.

Seni Rupa Terapan Berdasarkan Wujudnya

Karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi 2 (dua) berdasarkan wujud fisiknya, antara lain:
Karya Seni Rupa Terapan Dua Dimensi (Dwimatra)
Karya seni rupa terapan dua dimensi adalah suatu karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang dan lebar serta hanya dapat dilihat dari satu arah. Misalnya, tenun, wayang kulit, dan batik.
Karya Seni Rupa Terapan Tiga Dimensi (Trimatra)
Karya seni rupa terapan tiga dimensi adalah suatu karya seni rupa yang bisa dilihat dari berbagai arah dan memiliki ruang. Misalnya, senjata tradisional, rumah adat, dan sebagainya.

Seni Rupa Terapan Berdasarkan Bentuknya

Karya seni rupa terapan yang ada di Indonesia memiliki banyak ragamnya. Dalam hal ini, kami membaginya menjadi empat kategori, yaitu Rumah adat, Senjata Tradisional, Transportasi Tradisional, dan Seni Kriya.

Contoh Seni Rupa Terapan

Berikut ini beberapa contoh karya seni rupa terapan yang terdapat di Indonesia.

Arsitektur

batasnusa.com
batasnusa.com
Salah satu karya seni terapan yang sangat terkenal di Indonesia, khususnya Pulau Jawa adalah candi borobudur. Candi borobudur merupakan salah satu karya seni terapan yang sangat menakjubkan, bahkan karya peminggalan nenek moyang kita ini menjadi salah satu keajaiban di dunia.

Poster

persip99.xtgem.com
persip99.xtgem.com
Poster atau plakat merupakan desain grafis yang memuat gambar dan huruf di kertas dengan ukuran yang besar. Karya seni posditempel di dinding rumah atau kamarnya.
Poster juga bisa digunakan untuk alat atau media beriklan, propaganda, pendidikan, dan sebagainya.

Keramik

commons.wikimedia.org
commons.wikimedia.org
Keramik merupakan nama yang berasal dari bahasa Yunani yaitu keramikos. Keramikos. Memiliki arti suatu bentuk yang terbuat dari tanah liat yang sudah mengalami proses pembakaran. Sedangkan, dalam kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti porselin, genteng, gerabah, dan sebagainya. Namun, pengertian tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi karena saat ini keramik tidak hanya terbuat dari tanah liat saja. Pengertian keramik saat ini yaitu semua karya atau kerajinan yang mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).

Baju / Pakaian

batiksendangunik.blogspot.com
batiksendangunik.blogspot.com
Pakaian yang kita kenakan sehari-hari termasuk dari seni rupa terapan dan Indonesia memiliki banyak pakaian yang bagus-bagus. Terdapat karya seni rupa terapan yang mengaggumkan di Indonesia seperti pakaian adat, batik, dan sebagainya.
Setiap daerah memiliki pakaian adat dan motif batik sendiri. Seperti pakaian adat Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimatntan Timur, dan sebagainya. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia sangat kreatif dan memiliki jiwa seni yang tinggi.

Teori Warna

Teori Warna

Semua orang pada umumnya menyukai warna. Warna menurut banyak ahli psikologi dianggap dapat memengaruhi kejiwaan dan karakter seseorang. karena sangat bergantung dengan faktor subyekif, maka setiap orang dalam memilih warna berdasarkan cara pandang yang berbeda. Oleh karena itulah warna menjadi salah satu bahan pertimbangan saat kita hendak mengecat dinding ruangan kamar kita. Oleh karena itu jelas warna dipakai semua orang, pada saat aktifitas apapun, oleh karena itulah warna sangat berarti bagi kehidupan manusia. Berbagai wacana tentang warna telah menggiring manusia dalam memaknai warna menurut budayanya masing-masing. Warna dijadikan simbol dan kekhasan suatu etnik dan negara tertentu, sebagai contoh paling umum adalam warna merah yang sangat identik dengan budaya oriental yang berarti juga budaya timur atau negara Cina.
Dalam seni rupa warna juga dijadikan sebagai media berekspresi. Bicara tentang warna banyak hal yang bisa dipelajari. Berikut adalah beberapa teori tentang warna yang pernah dikemukakan oleh ahli jaman dahulu:
a. Teori Sir Isaac Newton (1642-1727)
Dari pencobaannya, Newton menyimpulkan bahwa apabila dilakukan pemecahan warna spektrum dari sinar matahari, akan ditemukan warna-warna yang beraneka ragam meliputi merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu warna-warna ini sering disebut dengan mejikuhibiniu. Warna-warna tersebut bisa kita lihat ketika muncul pelangi setelah hujan reda.
b. Teori Brewster
Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.

  • Warna primer: Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.
  • Warna sekunder: Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
  • Warna tersier: Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.
  • Warna netral: Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Rumus yang diperoleh dari Teori Brewster tersebut oleh Herbert Ives disempurnakan menjadi skema lingkaran warna. Sampai sekarang skema/diagram lingkaran warna banyak digunakan oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia seni rupa.
Diagram Lingkaran Warna oleh Herbert Ives
C. Teori Munsell
Pada tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standart warna untuk aspek fisik dan psikis. Berbeda dengan Newton dan Brewster, Munsell mengatakan warna pokok terdiri dari merah, kuning, hijau, biru dan jingga. Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua dan nila
Warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara umum warna merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Hal tersebut dapat kita lihat dari semua benda yang dipakai oleh manusia, semua peralatan, pakaian, bahkan alam disekeliling kita merupakan benda yang berwarna. Karena begitu penting peranan warna bagi manusia warna sering kali dipakai sebagai elemen estetis, sebagai representasi dari alam, warna sebagai komunikasi, dan warna sebagai ekspresi.
a. Warna sebagi elemen estetika: disini warna memerankan dirinya sebagai ”warna”, yang mempunyai fungsi dalam membentuk sebuah keindahan. Namun keindahan disini bukan hanya sebagai ”keindahan” semata. Melainkan sebagai unsus eksistensial benda-benda yang ada disekeliling kita. Karena dengan adanya warna kita dimudahkan dalam melihat dan mengenali suatu benda. Sebagai contoh apabila kita meletakkan sebuah benda di tempat yang sangat gelap, mata kita tidak mampu mendeteksi obyek tersebut dengan jelas. Di sini warna mempunyai fungsi ganda dimana bukan hanya aspek keindahan saja namun sebagai elemen yang membentuk diferensial/perbedaan antara obyek satu dengan obyek lain.
b. Warna sebagai representasi dari alam: warna merupakan penggambaran sifat obyek secara nyata, atau secara umum warna mampu menggambarkan sifat obyek secara nyata. Contoh warna hijau untuk menggambarkan daun, rumput; dan biru untuk laut, langit dan sebagainya. Warna dalam hal ini lebih mengacu pada sifat-sifat alami dari obyek tertentu misalnya padat, cair, jauh, dekat dll.
c. Warna sebagai alat/sarana/media komunikasi (fungsi representasi): warna menempatkan dirinya sebagai bagian dari simbol (symbol). Warna merupakan lambang atau sebagai perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Warna sebagi komunikasi seringkali dapat kita lihat dari obyek-obyek seperti bendera, logo perusahaan, fashion, dll. Warna merupakan sebuah perwakilan atau bahkan sebuah obyek pengganti bahasa formal dalam mengkomunikasikan sesuatu misalnya: merah perlambang kemarahan, patriotisme, seksualitas; kemudian putih sebagai perlambang kesucian, kebersihan, kebaikan dll.

Rabu, 09 September 2015

pecah warna pada AP

pada kesempatan kali ini berlanjut pada tahap berikutnya yaitu Belajar Cara Pisah Warna atau Pecah Gambar untuk Sablon Separasi CMYK. Pada kesempatan kali ini Sablon Info mengambil sumber dari http://belajar-clothing.blogspot.com yang mengupas cukup lengkap menggunakan program adobe photoshop.
Contoh gambar separasi
Sablon CMYK process color atau yang umum disebut sablon separasi merupakan proses mencetak gambar menggunakan 4 proses warna, Cyan, Magenta, Yellow, dan Black /"K" disebut key color. Film output untuk teknik sablon separasi berupa halftone ata dot-dot kecil yang ketika keempat warna ini dicetak akan menghasilkan cetakan gradasi seperti foto full warna. Proses pembuatan film output sendiri diolah menggunakan software grafis yaitu adobe photoshop.

Yang perlu diperhatikan ketika akan mencetak menggunakan teknik sablon separasi yaitu resolusi gambar yang akan diolah, kesesuaian mesh/kerapatan screen, tension screen dengan setting halftone pada saat print film. Untuk media kaos/kain frekuensi lpi (line per inch) biasanya menggunakan 35 sampai dengan 55 lpi.  Nah, sudah mulai paham kan apa itu sablon separasi? Yuk kita mulai belajar clothing tentang sablon separasi, yuuuk....

Nih, langkah-langkah sablon separasi, jangan sampe kelewatan loh :

Belajar Cara Pisah Warna atau Pecah Gambar untuk Sablon Separasi CMYK dengan Adobe Photoshop.

Langkah 1 : Pilih terlebih dahulu image yang akan diolah, sesuaikan image minimal dengan resolusi 300dpi (dot per inch), Caranya Image > Image size > Resolution 300 dpi
teknik-sablon-separasi-belajar-clothing
Langkah 2 : Ganti mode gambar dengan mode CMYK, caranya Image > Mode > CMYK color
mode-cmyk-teknik-sablon-separasi-belajar-clothing
Langkah 3 : Lalu kita ke channel kanan samping dan kita pilih channel CYAN terlebih dahulu. Lalu tekan ctrl-A > ctrl-C > ctrt-N > OK > ctrl V
copas-layer-teknik-sablon-separasi-belajar-clothing
paste-layer-teknik-sablon-separasi-belajar-clothing
Langkah 4 : Kembali ke layer hasil copas channel Cyan, lalu ubah mode image menjadi bitmap, caranya Image > Mode > Bitmap, apabila ada peringatan flatten layers < OK aja ya
ganti-mode-bitmap-sablon-separasi-belajar-clothing-mobydick
Langkah 5 : Setelah flatten layers, lalu muncul kolom Bitmap. Input dan output harus sama yaitu 300 pixel dan metode use ganti dengan Halftone Screen.
input-output-harus-sama-sablon-separasi-belajar-clothing-mobydick
Langkah 6 : Pada kolom Halftone Screen frequency kita ganti, apabila sobat #ClothingAddicts menggunakan tinta rubber, extender, atau superwhite frequency pilihan antara 35 s/d 45, disini aa' menggunakan frequency 40 lpi dengan Angle untuk channel Cyan : 108.4 , Magenta 161.6, Yellow 90, Black 45, dan Shape kita pilih yang Round
frequency-angle-shape-sablon-separasi-belajar-clothing-mobydick
 Tampilan image setelah di ganti mode bitmap/raster
hasil-ganti-mode-bitmap-sablon-separasi-belajar-clothing-mobydick
Langkah 7 : Setelah image kita raster pada step 6 lalu copas ke layer CMYK channel cyan tadi, caranya ctrl-A > ctrl-C > ctrl-V pada channel Cyan. Image lalu diinverse (ctrl-I). Lakukan 7 langkah tadi pada masing-masing channel image.
copas-layer-bitmap-ke-channel-sablon-separasi-belajar-clothing-mobydick
Langkah 8 : Lakukan split channel, caranya paling kanan kolom channel ada tombol panah kebawah, kita klik dan pilih split channel, dengan otomatis 4 channel CMYK akan terbagi, lalu save-as dengan format .bmp.
split-empat-channel-sablon-separasi-belajar-clothing-mobydick
save-as-format-bmp-sablon-separasi-belajar-clothing-mobydick
Langkah 9 : Lakukan import pada Corel Draw, dimana untuk masing-masing halaman/pages sudah kita beri tanda register yang nantinya memudahkan dalam mencetak.
import-format-bmp-corel-draw-sablon-separasi-belajar-clothing-mobydick
Langkah 10 : File output untuk film sablon siap di print dan siap untuk di afdruk
Demikian ulasan tentang Belajar Cara Pisah Warna atau Pecah Gambar untuk Sablon Separasi CMYK, semoga dapat memberi wawasan bagi pembaca di manapun berada, Terima kasih. 
Sumber:  http://belajar-clothing.blogspot.com/2014/02/10-langkah-teknik-sablon-separasi.html

cetak saring


mengulang bahasan masalah cetak saring / sablon secara simple kawan ... monggo di share..
1. SCREEN
Screen Kasar, Mempunyai nomor kerapatan 49 T - 90 T, Umumnya di gunakan untuk menyablon bahan yang mudah menyerap cat.
Screen Sedang, Mempunyai nomor kerapatan 120 T - 150 T, cocok di gunakan untuk menyablon bahan-bahan yang bersifat tidak terlalu mudah menyerap cat.
Screen Halus, Mempunyai nomor kerapatan 165 T - 200 T, cocok di gunakan untuk menyablon Objek gambar yang memiliki nada lengkap, raster, dan gambar-gambar orang.
Berdasarkan tingkatan tebal tipisnya tinta sablon yang akan tercetak, kerapatan lubang pori-pori kain screen secara umum di bagi menjadi 3 macam sebagai berikut :
Nomor kerapatan screen untuk beberapa jenis bahan
- Screen 49 T - 55 T : Untuk menyablon selimut, handuk, dan karung
- Screen 62 T : Untuk sablon timbul, kaos motif blok, lem sticker floating
- Screen 77 T : Untuk sablon kaos motif halus dan berbagai macam spanduk
- Screen 90 T : Untuk sablon kaos motif raster, kaca dan berbagai jenis textil
- Screen 120 T : Untuk sablon seng, karton, kayu, kulit imitasi dan kertas motif blok
- Screen 150 T : Untuk sablon plastik, kertas, mika dan sticker motif blok
- Screen 165 T : Untuk sablon plastik, kertas, logam, mika dan barang pecah belah (piring, gelas, keramik)
- Screen 180 T : Untuk sablon plastik dan jenis kertas bertextur halus
- Screen 200 T: Untuk sablon raster
2. RAKEL (Squeegee)
Rakel merupakan alat bantu penyaput tinta atau cat sablon untuk digunakan pada screen. Dengan rakel proses pemindahan tinta dari atas screen ke permukaan benda atau objek yang akan di sablon dapat dilakukan.
Rakel umumnya terbuat dari bahan sintetik seperti polyurethane atau polyvinyl. Bahan ini cukup kuat dan tahan kelembaban udara, suhu, dan macam-macam bahan kimia sablon. Karenanya, bahan sintetik ini relatif lebih awet daripada bahan lain seperti karet alam. Rakel yang terbuat dari karet alam, meskipun cukup baik, tidak tahan lama. Pasalnya rakel karet alam mudah rusak akibat bereaksi dengan bahan pelarut kimia.
3. MEJA SABLON
Meja sablon digunakan sebagai alas atau dasar dari benda yang akan disablon. Benda yang akan di sablon diletakkan di atas penampang meja sablon, sehingga meja sablon harus dibuat kokoh dan kuat agar tidak mudah goyah. Jika meja sablon goyah saat digunakan, kualitas cetakan yang dihasilkan tidak akan sempurna. Permukaan meja sablon harus datar dan rata, permukaan yang melengkung dan tidak rata akan mengganggu proses cetak bahkan kualitas hasil sablon. Untuk keperluan ini, sebagai penampang meja umumnya digunakan kaca bening yang tebal, minimal ketebalannya 5 mm. Ketebalan kaca diperlukan untuk menahan beban di atas meja sablon saat proses mencetak maupun proses afdruk.
Penjepit screen atau cathok yang ada di atas meja sablon digunakan sebagai alat pemegang screen. cathok menyelaraskan fungsi kerja antara screen dan meja sablon. Cathok juga berperan menjaga kestabilan bingkai screen agar tidak berubah atau bergeser posisinya saat proses menyablon, terutama saat melakukan penyusunan warna.
4. HAIRDRYER atau KIPAS ANGIN
Sebagai alat penunjang, Hairdryer atau Kipas angin digunakan setelah proses afdruk rampung. Screen yang telah diafdruk dan masih agak basah oleh larutan afdruk dikeringkan dengan menggunakan alat ini. Jika menggunakan Hairdryer, jaraknya agar di jaga, yakni tidak terlampau dekat dengan screen. Angin panas yang di keluarkan HairDryer dapat merusak screen akibat panas yang berlebihan. Akibatnya, benang-benang screen meleleh dan rusak. Karena itu, jarak screen dengan Hairdryer yang aman berkisar 15 - 20 cm.
5. HANDSPRAYER atau SEMPROTAN
Penyemprot air atau Handsprayer digunakan untuk membersihkan model gambar atau film pada screen yang telah diafdruk (exposing). Penggunaannya disesuaikan berdasarkan film yang dibuat pada screen. Jika film pada screen memakai raster, gunakan handsprayer dengan tekanan air paling lemah atau semprotan halus. Tekanan air yang kuat malah mengakibatkan model gambar pada screen jebol. Jika film yang dipakai menggunakan model gambar berupa garis atau teks biasa, tekanan air yang kuat dari handsprayer dapat diberikan.
BAHAN PRACETAK
Bahan Pracetak untuk keperluan sablon adalah cairan kimia yang digunakan untuk proses pembuatan film (afdruk). Dengan bahan-bahan ini, gambar atau tulisan yang akan dijadikan model dapat dipindahkan ke screen sebagai film. Film ini merupakan acuan atau sarana pencetak gambar pada benda yang akan disablon. Gambar sablon pada benda akan tercetak sesuai dengan bentuk model pada film. Bahan-bahan pencetak ini antara lain larutan afdruk, Penguat afdruk, krim deterjen, Obat penghapus afdruk, screen laquer, dan perekat sintetik.
1. Larutan Afdruk
Larutan afdruk merupakan campuran antara emulsi dan cairan sensitizer (cairan peka cahaya). Di pasaran, kedua bahan ini terdapat dalam satu kemasan dus kecil yang berisi dua buah botol. Botol besar berisi cairan emulsi dan botol kecil berisi cairan sensitizer. Proses pembuatan larutan afdruk pada screen sangat sederhana. Takarlah jumlah emulsi dan sensitizer dengan perbandingan 9 : 1, kemudian campurkan keduanya. Bahan afdruk ini cukup banyak tersedia di pasaran. Karenanya, para peminat cetak sablon mudah
2. Penguat Afdruk
Penguat Afdruk adalah cairan kimia yang berfungsi menguatkan lapisan afdruk pada screen. Afdrukan yang di lapisi penguat akan lebih kuat dan tidak mudah rontok, sehingga model gambar berupa film yang tercetak pada screen tidak cepat rusak. Cairan penguat yang berwarna merah jambu ini diberikan setelah proses afdruk selesai. Persisnya, setelah proses akhir pengeringan screen. Screen dilapisi penguat dengan menggunakan kapas di bagian dalam dan luarnya. Selanjutnya screen di jemur di terik matahari selama 2 - 3 jam. Setelah kering, screen dapat digunakan. Film pada screen yang telah dilapisi penguat akan bersifat permanen dan sulit untuk di hapus.
Beberapa contoh penguat afdruk yang ada dipasaran antara lain Catalyst dan Ulano X.
3. Krim Deterjen
Krim deterjen atau sabun colek digunakan sebagai peluruh sisa-sisa tinta dan minyak yang masih tertinggal pada layar screen. Hal ini dilakukan setelah proses pencetakan rampung. Jika sisa-sisa tinta atau minyak ini tidak dibersihkan, ketika screen akan digunakan kembali untuk membuat film, larutan afdruk tidak akan menempel dengan baik. Hal ini disebabkan karena daerah afdruk tertahan oleh sisa-sisa minyak, sehingga layar screen tidak dapat mengikat larutan afdruk cukup kuat. Akibatnya saat screen disemprot dengan menggunakan handsprayer untuk proses pengembangan, bagian tersebut akan berlubang bahkan ambrol. Mencuci layar screen dengan menggunakan sabun colek harus dilakukan sebelum dan sesudah layar screen digunakan. Dengan pencucian ini, resiko kegagalan pembuatan afdruk dapat di minimalkan.
4. Obat Penghapus
Obat penghapus digunakan untuk menghapus film setelah screen selesai dipakai. Screen yang telah bersih dapat digunakan kembali un tuk membuat film atau model gambar lainnya. Cara yang paling aman menggunakan obat penghapus adalah dengan menggosokkannya langsung pada layar screen. Screen digosok secara perlahan dengan menggunakan perca atau kapas. Jika penggosokkannya terlampau keras, dikhawatirkan kain screen akan jebol. Beberapa contoh produk obat penghapus yang ada di pasaran antara lain Ulano remover, Photoxol remover, Domisol dan Kaporit.
5. Screen laquer
Screen laquer merupakan cairan yang digunakan untuk mengoreksi hasil afdruk film. Hasil afdruk film pada screen di cek kembali, untuk mengetahui ada bagian yang bocor atau tidak. Jika ada bagian yang bocor atau berlubang, gunakan screen laquer untuk menambalnya. Jika tidak ditambal, daerah yang seharusnya tidak tembus tinta (non image area), akan menjadi tembus tinta (image area). Jika hal ini terjadi, hasil sablon yang tercetak tidak akan sempurna. Screen laquer adalah emulsi khusus yang digunakan untuk menambal bagian yang seharusnya tidak tembus tinta. Cara lain untuk menambal daerah yang bocor adalah dengan menggunakan lakban. Namun, hasilnya tidak serapi dengan menggunakan screen laquer. Kadang-kadang tinta masih dapat merembes pada daerah non image area. Menambal non image area yang bocor cukup dengan mengoleskan screen laquer langsungpada tempatnya. Pengolesan bisa dilakukan dengan menggunakan bilah bambu tipis atau lidi. Setelah kering screen siap digunakan. Fungsi screen laquer bisa digantikan dengan obat afdruk yang tersisa. Cara penggunaannya sama dengan pelapisan screen laquer. Adapun produk screen laquer yang beredar dipasaran adalah Ulano 6.
6. Perekat Sintetik
Perekat sintetik juga digunakan sebagai bahan pendukung dalam proses pracetak. Perekat sintetik ini antara lain berupa lakban, isolasi atau bahan perekat lain yang mudah didapat dipasaran. Bahan-bahan ini selain berfungsi sebagai perekat, juga dapat digunakan untuk menambal daerah non image area yang bocor pada layar screen.