Grafika, kata ini tentu asing bagi orang yang belum mengenal dunia percetakan. Mari kita bahas sedikit asal mula kata grafika, hingga kita akan paham akan sejarah percetakan yang sekarang ini makin canggih seiring dengan kemajuan teknologi yang ada.
Grafika (dari bahasa Inggris "Graphic") adalah presentasi visual pada sebuah permukaan seperti dinding, kanvas, layar komputer, kertas, atau batu bertujuan untuk memberi tanda, informasi, ilustrasi, atau untuk hiburan. Contohnya adalah: foto, gambar, Line Art, grafik, diagram, tipografi, angka, simbol, desain geometris, peta, gambar teknik, dan lain-lain. Seringkali dalam bentuk kombinasi teks, ilustrasi, dan warna. Dalam Bahasa Indonesia, kata "Grafis" sering dikaitkan dengan Seni Grafis (Printmaking) dan Desain Grafis atau Desain Komunikasi Visual. Grafika merupakan informasi verbal yang menggugakan gambar untuk menunjukkan informasinya.Kata
Grafika berasal dari bahasa yunani yaitu graphos artinya gambar atau tulisan. Dikalangan umum kata grafika disebut juga dengan kata “cetak”, yaitu suatu proses memperbanyak gambar atau tulisan dengan menggunakan alat cetak. Dalam proses cetak ada beberapa prinsip cetak :
1. Cetak Tinggi / Letterpress
Acuan cetak yang digunakan untuk melakukan pencetakan ada 2 bagian. Disebut cetak tinggi karena bagian image dari lebih tinggi dari bagian non image. Acuan yang digunakan dalam cetak tinggi ini diantaranya terbuat dari bahan timah hitam (letter), dari bahan besi (foil), ebonit dll. Mesin cetak tinggi merupakan cikal bakal adanya mesin cetak yang saat ini begitu pesat perkembangannya dengan menggunakan teknologi yang canggih.
Acuan cetak yang digunakan untuk melakukan pencetakan ada 2 bagian. Disebut cetak tinggi karena bagian image dari lebih tinggi dari bagian non image. Acuan yang digunakan dalam cetak tinggi ini diantaranya terbuat dari bahan timah hitam (letter), dari bahan besi (foil), ebonit dll. Mesin cetak tinggi merupakan cikal bakal adanya mesin cetak yang saat ini begitu pesat perkembangannya dengan menggunakan teknologi yang canggih.
2. Cetak Datar / Offset
Disebut cetak Datar / Offset karena bagian image dan bagian non image tingginya sama atau datar. Mesin yang digunakan sudah lebih canggih dari mesin cetak tinggi. Mesin Offset inilah yang terus mengalami kemajuan dengan menggunakan teknologi yang canggih. Mulai dari mesin yang manual sampai yang sudah full otomatis.
Disebut cetak Datar / Offset karena bagian image dan bagian non image tingginya sama atau datar. Mesin yang digunakan sudah lebih canggih dari mesin cetak tinggi. Mesin Offset inilah yang terus mengalami kemajuan dengan menggunakan teknologi yang canggih. Mulai dari mesin yang manual sampai yang sudah full otomatis.
3. Cetak Dalam / Rotografur
Cetak Dalam / Rotografur ini kebalikan dari cetak tinggi. Bagian image dari lebih rendah dari bagian non image.
Cetak Dalam / Rotografur ini kebalikan dari cetak tinggi. Bagian image dari lebih rendah dari bagian non image.
4. Cetak Saringan / Sablon
Cetak Saringan disebut juga dengan Sablon. Dalam memindahkan gambar atau tulisan dengan menggunakan alat penyaring (screen).
Cetak Saringan disebut juga dengan Sablon. Dalam memindahkan gambar atau tulisan dengan menggunakan alat penyaring (screen).
nah bila kita sudah paham tentang makna kata grafika, maka kita akan bahas tentang sejarah munculnya industri percetakan.
Percetakan mempunyai catatan sejarahnya sendiri. Sejarah menuliskan informasi tanggal dari gambar dinding gua yang berumur lebih dari 30.000 tahun. Pada tahun 2500 B.C., orang Mesir mengukir hieroglyphics pada batu. Akan tetapi, percetakan yang kita ketahui sekarang tidak ditemukan hingga lebih dari sekitar 500 tahun yang lalu.
Orang China membuat banyak penemuan. Mereka menemukan kertas di abad pertama dan moveable type yang terbuat dari tanah liat sekitar abad ke-11. Orang Korea pertama kali membuat moveable type dari perunggu pada pertengahan abad ke-13. Akan tetapi, tidak diketahui adanya hubungan antara penemuan awal orang Asia dan penemuan percetakan di Eropa pada abad ke-15.
Di Eropa, sebelum percetakan ditemukan, semua informasi yang tercatat ditulis dengan tangan. Buku-buku dengan hati-hati disalin oleh ahli tulis (scribes) yang sering menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan satu jilid buku. Metode ini begitu lambat dan mahal dan hanya sedikit orang yang memilik kesempatan atau kemampuan untuk membaca karya yang telah selesai.
Kemungkinan besar percetakan pertama kali ditemukan untuk mempermudah penduplikasian Injil. Jika sebelumnya ditulis dengan tangan di ruang scriptoria, maka sejak zaman renaisans manusia mulai berpikir untuk mempercepat proses ini lewat produksi massal.
Teknik cetak pertama kali yang dikenal dimulai dari Kota Mainz, Jerman pada tahun 1440 yang merupakan sentra kerajinan uang logam saat itu. Pertama kali metode cetak diperkenalkan oleh Johannes Gutenberg dengan inspirasi uang logam yang digesekkan dengan arang ke atas kertas.
Relief uang logam menimbulkan ide untuk membuat permukaan dengan tinggi bervariasi. Hal ini dikenal dengan nama cetak tinggi. sejak saat itu manusia mulai mengembangkan percetakan yang pada awalnya dengan manual tangan maka dibuatlah mesin untuk mempermudahkan pekerjaan mencetak, Karya Johannes Gutenberg dalam mesin cetak di mulai sekitar 1436 ketika dia sedang bekerja sama dengan Andreas Dritzehan, seseorang yang pernah dibimbing oleh Gutenberg dalam pemotongan batu permata, dan Andreas Heilmann, pemilik pabrik kertas. Tetapi rekor resmi itu baru muncul pada tahun 1439 ketika ada gugatan hukum melawan Gutenberg; saksi-saksi yang ada membicarakan mengenai cetakan Gutenberg, inventaris logam (termasuk timah), dan cetakan ketikannya.
Masyarakat di Eropa pada saat itu juga sedang mengembangkan cetakan yang dapat dipindah-pindahkan, termasuk pandai emas Procopius Waldfoghel dari Perancis dan Laurens Janszoon Coster dari Belanda. Tetapi, mereka tidak dikenal karena telah menyumbang kemajuan spesifik kepada mesin cetak.
Gutenberg adalah orang pertama yang membuat cetakan dari campuran timbal, timah, dan antimon yang kritis untuk menghasilkan cetakan tahan lama yang menghasilkan buku cetak bermutu tinggi dan terbukti menjadi lebih cocok untuk percetakan daripada cetakan tanah liat, kayu atau perunggu yang diciptakan di Asia Timur. Hal ini merupakan sebuah pengetahuan yang didapatnya pada saat Gutenberg bekerja untuk seorang pandai emas professional. Untuk membuat cetakan timbal ini, Gutenberg menggunakan sesuatu yang membuat penemuannya dipertimbangkan sebagai penemuan yang paling cerdik, matriks istimewa memungkinkan pembentukan cetakan baru yang cepat dan tepat dari kerangka yang seragam.
Gutenberg juga diakui karena memperkenalkan tinta berbasis minyak yang lebih tahan lama dibandingkan tinta berbasis air yang dulu dipergunakan. Sebagai bahan percetakan dia menggunakan naskah yang terbuat dari kulit binatang dan kertas, yang terakhir diperkenalkan di Eropa dari Cina dengan menggunakan cara orang Arab beberapa abad yang lalu.
Di dalam kitabnya, Gutenberg membuat percobaan terhadap percetakan berwarna untuk beberapa bagian awal halaman, tersedia hanya dalam beberapa salinan. Karya baru-barunya,The Mainz Psalter yang dikeluarkan pada tahun 1453, sepertinya di disain oleh Gutenberg tetapi diterbitkan di bawah terbitan penggantinya, Johann Fust dan Peter Schöffer, menggunakan huruf cetak awal berwarna merah dan biru yang rumit.
seklumit artikel sejarah percetakan diatas semoga bermanfaat, untuk bahan tambahan wawasan yang kadang kita melupakan jasa para penemu era dulu meski apa yang telah mereka buat sampai sekarang kita mengunakan dan menikmatinya.
Selayaknya kita berterima kasih kepada para ilmuwan yang dengan ketekunannya dapat menciptakan hasil karya yang membuat kemajuan peradaban manusia kedepan
BalasHapusSelayaknya kita berterima kasih kepada para ilmuwan yang dengan ketekunannya dapat menciptakan hasil karya yang membuat kemajuan peradaban manusia kedepan
BalasHapusYa pak hasan...sementara ini kita hanya bisa jadi penguna bkn penemu atau pencipta..
Hapusizin copy paste ya kak, buat tugas sekolah. makasih sebelumnya.
BalasHapusMONGGO
Hapus