http://danangriyanto1.blogspot.com/
Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang
tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan
inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah
SWT.Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban.
Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan kita
bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia maupun di akhirat. Apalagi
sebagai seorang muslim itu wajib hukumnya seperti dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa :
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.”
(Hadits sahih, diriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya: Anas
bin Malik, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Sa’id Al-Khudri
Radhiallahu Anhum. Lihat: Sahih al-jami: 3913)
dan firman Allah :( Al-Alaq : 1-5) “ Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan , Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajarkan (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”
Hadist dan ayat diatas jelas memberikan gambaran bahkan perintah bahwa kita
harus memiliki ilmu, mencari dan mendalaminya serta mengamalkannya, sehingga
umat terbebas dari kebodohan. Bacalah dan hayati syair dari imam safe'i ini :
“Ilmuku selalu bersamaku ke
mana aku pergi
Kalbuku yang telah menjadi
gudangnya dan bukan lagi peti-peti
Bila aku berada di rumah,
ilmuku pun bersamaku pula di rumah
Dan bila aku di pasar,
ilmuku pun berada di pasar”
Allah memberikan kemuliaan kepada orang-orang yang berilmu dengan
memberikan berbagai keutamaan kepada mereka seperti yang tercantum dalam:
1. “Sebaik-baik umatku adalah ulama dan sebaik-baik ulama
adalah yang berkasih sayang. Ingatlah bahwa sesungguhnya Allah akan mengampuni
orang alim sebanyak 40 dosa dan setelah itu Allah mengampuni 1 dosa orang
bodoh.”
2. “Dan ingatlah orang alim yang rahim (kasih sayang)
akan datang pada hari kiamat dengan bercahaya dan akan menerangi antara barat
dan timur seperti terangnya bulan purnama.”
3. “Allah akan tetap menolong hamba-Nya selama
hamba-Nya mau menolong saudaranya. Dan barangsiapa yang menempuh suatu jalan
untuk mencari ilmu pasti Allah memudahkan baginya jalan untuk ke syurga. Dan
apabila berkumpul suatu kaum di suatu rumah dari rumah-rumah Allah
(mesjid) dengan membaca Al-Qur`an dan mempelajarinya sesama mereka maka niscaya
turun atas mereka ketentraman dan mereka diliputi rahmat dan dikelilingi para malaikat
dan Allah menyebutnya dalam golongan yang adapada-Nya. Dan barangsiapa
yang lambat amalnya maka tidak akan dipercepat diangkat derajatnya.”
4. “Barangsiapa berjalan untuk menuntut ilmu maka
Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga” (HR. Muslim).
5. “Barangsiapa memberikan petunjuk kebaikan maka
baginya akan mendapatkan ganjaran seperti ganjaran yang diterima oleh orang
yang mengikutinya dan tidak berkurang sedikit pun hal itu dari ganjaran orang
tersebut.” (HR. Muslim).
6. “Jika anak Adam telah meninggal dunia maka
terputuslah amalnya kecuali 3 hal:
1) Ilmu yang bermanfaat
2) Sedekah jariyah
3) Anak Shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya” (HR. Muslim).
7. “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk
diberi kebaikan maka orang itu lalu memperdalam agama Islam” (HR. Bukhari-Muslim).
Adab
Menuntut Ilmu
Dalam menuntut ilmu perlu diperhatikan beberapa adab,
yaitu :
1. Niat
Niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridho
Allah. Hendaknya diringi dengan hati yang ikhlas benar-benar karena
Allah.Bukan untuk menyombongkan diri, menipu orang lain ataupun pamer
kepandaian, tetapi untuk mengeluarkan diri dari kebodohan dan menjadikan diri
kita bermanfaat bagi orang lain.
2. Bersungguh-sungguh
Dalam menuntut ilmu haruslah bersungguh-sungguh dan
tidak pernah berhenti. Allah mengisyaratkan dalam firman-Nya yang berbunyi
: “Dan orang-orang yang berjuang di jalan Kami pastilah akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan Kami.”
3. Terus-menerus
Hendaklah kita jangan mudah puas atas ilmu yang kita
dapatkan sehingga kita enggan untuk mencari lebih banyak lagi. Seperti
pepatah yang disampaikan oleh Sofyan bin Ayyinah : “Seseorang akan
tetap pandai selama dia menuntut ilmu. Namun jika ia menganggap dirinya
telah berilmu (cepat puas) maka berarti ia bodoh.” Allah lebih
menyukai amalan yang sedikit tapi dilakukan secara terus menerus dibandingkan
amalan yang banyak tetapi hanya dilakukan sehari saja.
4. Sabar dalam menuntut Ilmu
Salah satu kesabaran terpuji yang harus dimiliki oleh
seorang penuntut ilmu adalah sabar terhadap gurunya seperti kisah Nabi Musa as
dan Nabi Khidr as (QS Al Kahfi : 66-70). Kita jangan cepat putus asa dalam
menuntut ilmu jika mendapatkan kesulitan dalam memahami dan mempelajari ilmu. Allah
tidak menyukai orang yang berputus asa dari rahmat-Nya seperti firman-Nya ……(?)
5. Menghormati dan memuliakan orang yang menyampaikan
ilmu kepada kita
Di antara penghormatan murid terhadap gurunya adalah
berdiam diri maupun bertanya pada saat yang tepat dan tidak memotong
pembicaraan guru, mendengarkan dengan penuh khidmat, dan memperhatikan ketika
beliau menerangkan, dan sebagainya.
6. Baik dalam bertanya
Bertanya hendaknya untuk menghilangkan keraguan dan
kebodohan diri kita, bukan untuk meremehkan, menjebak, mengetes, mempermalukan
guru kita dan sebagainya.l Aisyah ra tidak pernah mendengar sesuatu yang
belum diketahuinya melainkan sampai beliau mengerti. Orang yang tidak mau
bertanya berarti menyia-nyiakan ilmu yang banyak bagi dirinya sendiri. Allah
pun memerintahkan kita untuk bertanya kepada orang yang berilmu seperti dalam
firman-Nya dalam QS 16:43.
Kondisi
Keilmuan
Keadaan saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan apa
yang diharapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Di mana-mana orang-orang sudah
terlalu mengagung-agungkan dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi
dikembangkan untuk kepentingan dunia dan dirinya sendiri tanpa memperhatikan
keseimbangan dan keselarasan lingkungan di sekitarnya. Bahkan penjelajahan
ke planet mars saja selain untuk ilmu pengetahuan juga untuk mencari
kemungkinan apakah di sana dapat ditempati oleh manusia. Memang sungguh
serakah manusia-manusia ini.
Kewajiban menuntut ilmu tidak hanya mengenai ilmu
pengetahuan umum saja tetapi juga ilmu pengetahuan agama yang hukumnya fardlu
‘ain, karena beramal tanpa berilmu sama saja dengan bohong dan tidak ada
artinya di mata Allah. Maka jika salah,kita dapat terjerumus ke perbuatan
dosa. Umat Islam juga tidak boleh ketinggalan dalam hal ilmu pengetahuan
dan tidak boleh pula menjadi orang yang bodoh karena orang pintar akan lebih
disenangi. Dengan kepinteran yang kita miliki, kita tidak akan mudah
ditipu dan dibohongi orang lain. Imam Syafiiy sendiri selalu merasa kurang
akan ilmu yang dimilikinya dan selalu mencatat setiap ilmu yang diperolehnya
karena takut lupa.